Welcome

Selamat Datang Di Pusat Download Kumpulan Karya Tulis Ilmiah, Skripsi dan Tesis Kesehatan Lengkap Kuesioner dan Instrumen Penelitian Gratis
Tampilkan postingan dengan label Gizi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Gizi. Tampilkan semua postingan

Download Skripsi Gizi - Gaya Hidup, Pola Makan dan Status Gizi Manula


GAYA HIDUP, POLA MAKAN DAN STATUS GIZI MANULA DI LEMBANG SA’DAN SANGKAROPI KECAMATAN SA’DAN KABUPATEN TANA TORAJA

LIFESTYLE, DIET AND NUTRITION STATUS seniors in Lembang Sa'dan SANGKAROPI SUB Sa'dan Tana Toraja

Senior citizens will naturally be experienced by everyone. The process can not be avoided, prevented or denied, but again they were destined at a young age. There is a trend that each area has a diet and lifestyle is different. Where most of the seniors in the Toraja often consume foods that contain cholesterol such as pork, beef and buffalo also freq

Download Skripsi Gizi - Pengaruh penambahan madu pada jus mengkudu

PENGARUH PENAMBAHAN MADU TERHADAP TINGKAT PENERIMAAN JUS MENGKUDU 


EFFECT OF ADDITION OF ACCEPTANCE OF HONEY noni juice

Noni Fruit or Pace (morindra citrifolia L) is known as a medicinal fruit since 2000 years ago. Juice noni juice is a liquid extract of ripe noni fruit that still contains active substances (phytonutrients) that are

Download Skripsi Gizi - Gambaran Status Gizi Ibu Hamil


GAMBARAN STATUS GIZI IBU HAMIL DI PUSKESMAS MASSENGA KABUPATEN POLEWALI MANDAR PROPINSI SULAWESI BARAT 

DESCRIPTION OF NUTRITIONAL STATUS IN PREGNANT WOMEN PUSKESMAS MASSENGA Polewali Mandar SULAWESI WEST PROVINCE

Pregnant women is one of those most vulnerable to nutritional disorders during pregnancy because it takes many more nutrients than non-pregnant at the time. Incidence of chronic energy (KEK)

Download Skripsi Gizi - Gambaran Status Gizi Usia 6-24 Bulan

GAMBARAN STATUS GIZI PADA USIA 6 – 24 BULAN DI WILAYAH  KERJA PUSKESMAS BATUA KELURAHAN BATUA  KECAMATAN MANGGALA KOTA MAKASSAR

(DESCRIPTION OF NUTRITIONAL STATUS IN AGES 6-24 MONTHS IN THE WORK AREA PUSKESMAS Batua Manggala CITY DISTRICT WARD Batua MAKASSAR)

Nutritional status in infancy is a supporting element for optimal growth and development and will influence the future pattern of intelligence.

Artikel Ilmiah Tentang Air Susu Ibu (ASI)

  1. 1.      Definisi ASI
Air Susu Ibu (ASI) merupakan pemberian air susu kepada bayi yang langsung berasal dari kelenjar payudara ibu (WHO, 1991). Air Susu Ibu (ASI) adalah emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam organik yang disekresi oleh kedua belah kelenjar payudara ibu, yang berguna sebagai makanan utama bagi bayi (Roesli, 2000).
ASI merupakan makanan yang paling mudah dicerna dan yang terbaik bagi bayi karena dapat memenuhi seluruh kebutuhan zat gizi untuk tumbuh dan berkembang menjadi anak yang sehat dan cerdas (Depkes RI, 2005).
ASI adalah pemberian Tuhan yang nilainya tidak dapat disamakan dengan susu pengganti apa saja yang dibuat oleh manusia. ASI memiliki kandungan zat gizi yang lengkap dan sempurna untuk keperluan bayi serta mengandung zat anti infeksi. Oleh karenanya, ASI merupakan makanan terbaik dan paling baik untuk bayi (Winarno, 2005).
  1. 2.      Komposisi ASI

ASI mengandung lebih dari 200 unsur pokok, antara lain zat putih telur, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, faktor pertumbuhan, hormon, enzim, zat kekebalan dan sel darah putih.
Semua zat ini terdapat secara proporsional dan seimbang dengan yang lainnya. Cairan hidup yang mempunyai keseimbangan ini sangat tepat bagi suatu simfoni nutrisi bagi pertumbuhan bayi sehingga tidak mungkin ditiru oleh buatan manusia (Roesli, 2000). Beberapa komponen penting ASI adalah sebagai berikut.
a.       Karbohidrat
Karbohidrat utama ASI adalah laktosa (gula). ASI mengandung lebih banyak laktosa dibanding susu mamalia lainnya. Laktosa ASI berkisar 20-30% lebih banyak dari susu sapi (Roesli, 2000). Kegunaan laktosa bagi bayi :
1)      Laktosa diperlukan untuk pertumbuhan otak
2)      Meningkatkan penyerapan kalsium yang penting untuk pertumbuhan tulang
3)      Meningkatkan pertumbuhan bakteris usus Lactobacillus bifidus yang membantu sistem pencernaan bayi
4)      Laktosa oleh fermentasi akan diubah menjadi asam laktat yang memberikan suasana asam dalam usus bayi yang bermanfaat untuk menghambat pertumbuhan bakteri berbahaya dalam usus bayi (Roesli, 2001).
b.      Protein
ASI mengandung protein khusus yang dirancang untuk pertumbuhan bayi yang terdiri dari whey dan kasein, taurin, lactoferrin dan lysosyme.
1)      Whey dan Kasein
Whey adalah protein halus, lembut dan mudah dicerna sedangkan kasein berbentuk kasar, bergumpal dan sukar dicerna oleh usus bayi (Roesli, 2000).
2)      Taurin
Adalah protein otak yang diperlukan untuk pertumbuhan otak, susunan saraf dan penting untuk pertumbuhan retina (Roesli, 2000).
3)      Lactoferin
Bertindak sebagai polisi bakteri dalam usus yang mempertahankan bakteri baik penghasil vitamin dan menghancurkan bakteri jahat penyebab penyakit.
4)      Lysosyme
Adalah suatu kelompok antibodi alami yang terdapat dalam ASI berupa protein spesial yang akan menghancurka bakteri jahat (Roesli, 2000).
c.       Lemak
ASI mengandung jumlah lemak sehat yang tepat secara proporsional. Lemak ASI mudah dicerna dan diserap. Selain itu, ASI juga mengandung enzym lipase pencerna lemak sehingga hanya sedikit lemak ASI yang tidak diserap dalam usus bayi.
d.      Mineral
ASI mengandung mineral yang lengkap meskipun dalam kadar yang relatif rendah namun cukup untuk bayi sampai umur 6 bulan. Zat besi dan kalsium memiliki komposisi yang cukup dan tidak dipengaruhi diit ibu.
e.       Vitamin
Vitamin dalam ASI dapat dikatakan lengkap. Vitamin A, C dan D berada dalam komposisi cukup sedangkan vitamin B kecuali Riboflavin dan asam pantothenik adalah kurang.
f.       Kalori
Kalori dalam ASI relatif rendah, hanya 77/100 ml ASI. 90 persen berasal dari karbhidrat dan lemak, sedangkan 10 persen sisanya berasal dari protein (Seotjiningsih, 1997).

  1. 3.      Kebaikan ASI dan Menyusui

ASI sebagai makanan bayi mempunyai kebaikan/sifat sebagai berikut (Moehji, 2007):
a.       ASI merupakan makanan alamiah yang baik untuk bayi, praktis, ekonomis, mudah dicerna untuk memiliki komposisi, zat gizi yang ideal sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan pencernaan bayi
b.      ASI mengandung laktosa yang lebih tinggi dibandingkan dengan susu buatan. Didalam usus laktosa akan difermentasi menjadi asam laktat yang bermanfaat untuk : menghambat pertumbuhan bakteri yang bersifat patogen, merangsang pertumbuhan mikroorganisme yang dapat menghasilkan asam organik dan mensintesa beberapa jenis vitamin, memudahkan terjadinya pengendapan kalsium-cassienat, memudahkan penyerapan berbagai jenis mineral, seperti kalsium dan magnesium
c.       ASI mengandung zat pelindung (antibodi) yang dapat melindungi bayi selama 5-6 bulan pertama, seperti : Immunoglobin, Lysozyme, Complemen C3 dan C4, Antistapiloccocus, lactobacillus, Bifidus, Lactoferrin.
d.      ASI tidak mengandung beta-lactoglobulin yang dapat menyebabkan alergi pada bayi
e.       Proses pemberian ASI dapat menjalin hubungan psikologis antara ibu dan bayi
Selain memberikan kebaikan bagi bayi, menyusui dengan bayi juga dapat memberikan keuntungan bagi ibu, yaitu (Winarno, 2005):
a.       Suatu rasa kebanggaan dari ibu, bahwa ia dapat memberikan “kehidupan” kepada bayinya
b.      Hubungan yang lebih erat karena secara alamiah terjadi kontak kulit yang erat, bagi perkembangan psikis dan emosional antara ibu dan anak
c.       Dengan menyusui bagi rahim ibu akan berkontraksi yang dapat menyebabkan pengembalian keukuran sebelum hamil
d.      Mempercepat berhentinya pendarahan post partum
e.       Dengan menyusui maka kesuburan ibu menjadi berkurang untuk beberapa bulan (menjarangkan kehamilan)
f.       Mengurangi kemungkinan kanker payudara pada masa yang akan datang
  1. 4.      Produksi ASI

Proses terjadinya pengeluaran air susu dimulai atau dirangsang oleh isapan mulut bayi pada putting susu ibu. Gerakan tersebut merangsang kelenjar Pictuitary Anterior untuk memproduksi sejumlah prolaktin, hormon utama yang mengandalkan pengeluaran Air Susu. Proses pengeluaran air susu juga tergantung pada Let Down Replex, dimana hisapan putting dapat merangsang kelenjar Pictuitary Posterior untuk menghasilkan hormon oksitolesin, yang dapat merangsang serabut otot halus di dalam dinding saluran susu agar membiarkan susu dapat mengalir secara lancar (Winarno, 2005). Berdasarkan waktu diproduksi, ASI dapat dibagi menjadi 3 yaitu:
a.       Kolostrum
Merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar mamae yang mengandung tissue debris dan redual material yang terdapat dalam alveoli dan ductus dari kelenjar mamae sebelum dan segera sesudah melahirkan anak. Ciri khas kolostrum adalah :
1)      Disekresi oleh kelenjar mamae dari hari pertama sampai hari ketiga atau keempat, dari masa laktasi
2)      Komposisi colostrum dari hari ke hari berubah.
3)      Merupakan cairan kental yang ideal yang berwarna kekuning-kuningan, lebih kuning dibandingkan ASI Mature.
4)      Merupakan suatu laxanif yang ideal untuk membersihkan meconeum usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan bayi untuk menerima makanan selanjutnya.
5)      Lebih banyak mengandung protein dibandingkan ASI Mature, tetapi berlainan dengan ASI Mature dimana protein yang utama adalah casein pada colostrum protein yang utama adalah globulin, sehingga dapat memberikan daya perlindungan tubuh terhadap infeksi.
6)      Lebih banyak mengandung antibodi dibandingkan ASI Mature yang dapat memberikan perlindungan bagi bayi sampai 6 bulan pertama.
7)      Lebih rendah kadar karbohidrat dan lemaknya dibandingkan dengan ASI Mature.
8)      Total energi lebih rendah dibandingkan ASI Mature yaitu 58 kalori/100 ml colostrum.
9)      Vitamin larut lemak lebih tinggi. Sedangkan vitamin larut dalam air dapat lebih tinggi atau lebih rendah.
10)  Bila dipanaskan menggumpal, ASI Mature tidak.
11)  PH lebih alkalis dibandingkan ASI Mature.
12)  Lemaknya lebih banyak mengandung Cholestrol dan lecitin di bandingkan ASI Mature.
13)  Terdapat trypsin inhibitor, sehingga hidrolisa protein di dalam usus bayi menjadi krang sempurna, yangakan menambah kadar antobodi pada bayi.
14)  Volumenya berkisar 150-300 ml/24 jam.
b.      ASI transisi/peralihan
Merupakan ASI peralihan dari colostrum menjadi ASI Mature dengan ciri-ciri sebagai berikut :
1)      Disekresi dari hari ke 4 – hari ke 10 dari masa laktasi, tetapi ada pula yang berpendapat bahwa ASI Mature baru akan terjadi pada minggu ke 3 – ke 5.
2)      Kadar protein semakin rendah, sedangkan kadar lemak dan karbohidrat semakin tinggi.
3)      Volume semakin meningkat.
c.       ASI Matur
ASI yang disekresi pada hari ke 10 dan seterusnya, yang dikatakan komposisinya relatif konstan, tetapi ada juga yang mengatakan bahwa minggu ke 3 sampai ke 5 ASI komposisinya baru konstan. Ciri-ciri ASI susu Mature adalah :
1)      Merupakan makanan yang dianggap aman bagi bayi, bahkan ada yang mengatakan pada ibu yangs ehat ASI merupakan makanan satu-satunya yang diberikan selama 6 bulan pertama bagi bayi.
2)      ASI merupakan makanan yang mudah di dapat, selalu tersedia, siap diberikan pada bayi tanpa persiapan yang khusus dengan temperatur yang sesuai untu bayi.
3)      Merupakan cairan putih kekuning-kuningan, karena mengandung casienat, riboflaum dan karotin.
4)      Tidak menggumpal bila dipanaskan. Volume: 300 – 850 ml/24 jam
5)      Terdapat anti microbaterial factor, yaitu : Antibodi terhadap bakteri dan virus, Cell (phagocyle, granulocyle, macrophag, lymhocycle type T), Enzim (lysozime, lactoperoxidese), Protein (lactoferrin, B12 Ginding Protein), faktor resisten terhadap staphylococcusComplecement ( C3 dan C4


Kepustakaan 

Depkes RI, 2005. Rencana Strategi Departemen Kesehatan RI Tahun 2005 – 2009. Jakarta.
Moehji. 2007. Pemeliharaan Gizi Bayi dan Balita. Edisi Kesebelas. Bharatara. Jakarta.
Roesli, Utami. 2000.  Mengenal ASI Eksklusif. Edisi I. Trubus Agriwidya. Jakarta.
Soetjiningsih. 2007. ASI Petunjuk untuk Tenaga Kesehatan. EGC. Jakarta.
Winarno, Teguh. 2005. Gizi dan Makanan bagi Bayi dan Anak Sapihan. Sinar Harapan. Jakarta.

Download Skripsi Gizi - Hubungan Sosial Ekonomi dengan Status Gizi-pdf version

HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DENGAN STATUS GIZI ANAK SEKOLAH SD NEGERI 83 BOTING KOTA PALOPO


Krisis ekonomi yang terjadi sejak pertengahan tahun 1997, mengakibatkan penurunan secara drastis kemampuan sebagian masyarakat untuk menjangkau pelayanan kesehatan dan pemenuhan kebutuhan gizi. Salah satu kelompok rawan gizi adalah anak usia sekolah. Menurut Moehji (2004),

KTI Kebidanan-Pengetahuan Ibu Balita Tentang Makanan Bergizi


GAMBARAN PENGETAHUAN IBU BALITA DENGAN GIZI BURUK TENTANG MAKANAN BERGIZI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGADILUWIH  
KABUPATEN KEDIRI 


Gizi buruk merupakan kondisi kurang  gizi yang disebabkan rendahnya konsumsi energi dan protein (KEP) dalam makanan sehari-hari. Di Indonesia masalah gizi khususnya pada balita, menjadi masalah besar karena berkaitan erat dengan indikator kesehatan umum seperti  tingginya angka kesakitan serta angka kematian bayi dan balita lebih jauh lagi. Pengetahuan ibu tentang kesehatan dan gizi berperan nyata dalam

Hubungan Sosial Ekonomi dengan Status Gizi-word version


HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DENGAN STATUS GIZI ANAK SEKOLAH SD NEGERI 83 BOTING KOTA PALOPO


Krisis ekonomi yang terjadi sejak pertengahan tahun 1997, mengakibatkan penurunan secara drastis kemampuan sebagian masyarakat untuk menjangkau pelayanan kesehatan dan pemenuhan kebutuhan gizi. Salah satu kelompok rawan gizi adalah anak usia sekolah. Menurut Moehji (2004), bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan anak usia sekolah menjadi mudah mengalami gangguan gizi,

Skripsi dan Tesis Gizi Gratis

Berikut adalah Skripsi Bidang Gizi Kesehatan Masyarakat yang dapat di download gratis disini lengkap dari awal sampai akhir sampul sampai dengan instrumen penelitiannya

Judul : HUBUNGAN POLA KONSUMSI IBU HAMIL TRIMESTER

ASUPAN MAKANAN IBU HAMIL


“ASUPAN MAKANAN IBU HAMIL TRIMESTER II DAN III DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HILA KABUPATEN MALUKU TENGAH”
Xiii + 62 halaman + 11 tabel + 8 lampiran

Gizi dan asupan makanan merupakan salah satu yang menentukan kesehatan ibu dan janin yang akan dilahirkan, juga kecerdasan anak nantinya. Ibu hamil  merupakan  salah  satu kelompok yang rentan terhadap  gangguan gizi, karena  selama  masa kehamilan diperlukan  berbagai  unsur gizi yang lebih  banyak dari pada masa tidak  hamil. Pola konsumsi seseorang khususnya ibu hamil mampu memberikan konstribusi terhadap kondisi kesehatan  janin maupun bagi kesehatan ibunya.

Faktor Yang Berhubungan Dengan Konsumsi Sumber Zat Besi pada Ibu Hamil


“Faktor Yang Berhubungan Dengan Konsumsi Sumber Zat Besi pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Majauleng Kecamatan Majauleng Kabupaten Wajo Tahun 2008”
Xiii + 72 halaman + 12 tabel + 8 lampiran

Ibu hamil merupakan kelompok yang rentan terhadap anemia. Konsumsi sumber zat besi yang rendah menyebabkan sekitar 50% ibu hamil di Indonesia, 80% di Sulawesi Selatan, 25,8% di Kabupaten Wajo dan 24,9% di Kecamatan Majauleng mengalami anemia defisiensi zat besi (Fe) yang ditandai

GAMBARAN STATUS GIZI IBU HAMIL


“GAMBARAN STATUS GIZI IBU HAMIL DI PUSKESMAS MASSENGA KABUPATEN POLEWALI MANDAR PROPINSI SULAWESI BARAT TAHUN 2008”
Xii + 71 halaman + 16 tabel + 7 lampiran + 4 foto

Ibu hamil merupakan salah satu kelompok yang rentan terhadap  gangguan gizi karena selama masa kehamilan diperlukan berbagai unsur gizi yang lebih  banyak dari pada masa tidak hamil. Kejadian kurang energi kronis (KEK) yang diukur dengan menggunakan standar Lingkar Lengan Atas (LILA) < 23,5 cm pada ibu hamil masih cenderung tinggi dan belum lagi kejadian anemia yang masih tinggi. Berdasarkan hal tersebut penelitian tentang status gizi ibu hamil perlu dilakukan.
Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional dengan rancangan deskriptif yang bertujuan untuk memperoleh gambaran status gizi ibu hamil berdasarkan umur ibu, jarak kehamilan, status kerja ibu, asupan makanan sumber energi dan protein di Puskesmas Massenga Kabupaten Polewali Mandar Propinsi Sulawesi Barat.
Populasi penelitian adalah semua ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya di Puskesmas Massenga dengan jumlah sampel sebanyak 103 ibu yang ditentukan berdasarkan rumus besar sampel dan diambil secara purposive sampling berdasarkan kriteria. Pengumpulan data penelitian dengan melakukan wawancara langsung kepada ibu menggunakan instrumen penelitian dan pengukuran LILA. Pengolahan data dengan bantuan komputer dan disajikan dalam bentuk tabel disertai penjelasan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa KEK pada ibu hamil lebih banyak terjadi pada kelompok umur yang berisiko rendah sebanyak 18 (92%), berstatus kerja terdapat 7 ibu (28%), pada jarak kehamilan yang rapat terdapat 11 ibu (44%), asupan energi lebih banyak pada kategori kurang sebanyak 20 ibu (80%) dan asupan protein yang kurang sebanyak 13 (52%).
Saran yang diajukan adalah perlunya peningkatan pengetahuan tentang penerapan pola makan pada ibu hamil dan adanya dukungan keluarga khususnya suami dalam upaya pemenuhan kebutuhan nutrisi ibu hamil.

Kepustakaan : 25 (1995 – 2007)

Download file lengkapnya disini

Skripsi dan Tesis Gizi Gratis

Berikut adalah beberapa skripsi dan tesis lengkap bidang gizi kesehatan masyarakat yang dapat diwonload secara lengkap dari sampul sampai instrumen penelitian. Semuanya gratis, silahkan cek di bawah ini

Skripsi Gizi-Faktor Risiko BBLR

Skripsi gratis,
Judul : "Faktor Risiko BBLR di Rumah Sakit X"
Isi file : Sampul, Pendahuluan, Tinjauan Pustaka, Kerangka konsep, Metode Penelitian, Hasil Penelitian, Kepustakaan, Kuesioner, Master Tabel, hasil Olah Data

Nutrisionist Study - Breastfeeding Relationships and MP-ASI against Gen. Diarrhea In Children Age 6-24 Months

"Breastfeeding Relationships and MP-ASI against Gen. Diarrhea In Children Age 6-24 Months In Work Area Health Center Horn Laan Northern District Rantepao Toraja Regency Year 2009"

Still frequent cause of diarrhea outbreaks (outbreaks) caused the bacteria Salmonella spp, Campylobacter jejuni, Stafilococcus aureus, Bacillus cereus, Clostridium perfringens and Enterohemorrhagic Escherichia coli (EHEC). Occurrence of diarrhea in general attack the age group of children and toddlers causes dehydration and is due to the application of parenting parents who are not healthy in this study include the errors in MP-feeding and breast milk. Based on this so that the research conducted.

Type used was an observational research with cross sectional study aimed to analyze the relationship between breastfeeding and complementary breastfeeding on the incidence of diarrhea in infants aged 6-24 months in the working area of the Horn of District Health Center Laan Rantepao Toraja Regency North. The samples were children aged 6-24 months as the unit of analysis by the research respondents were mothers of 32 people. Data collection using questionnaires, processed using a computer, the analysis using Chi square test and are presented in table form.

The results showed that 37.5 percent children under five in the Horn Laan Puskesmas are still suffering from diarrhea, 43.8 percent baita mempeorleh not properly breastfed, 46.9 percent of toddlers are not getting the MP-ASI is good and sufficient, no relationship of breastfeeding and MP-ASI with diarrhea that is complementary breastfeeding and breast milk is not good to contribute to the occurrence of diarrhea in infants.

Suggestions put forward the need to increase early awareness of the incidence of diarrhea, increased knowledge of mothers about the benefits of exclusive breastfeeding, feeding the child the rules of MP-ASI is good and right, improving the quality and quantity of health personnel, especially midwives and nutrition staff in health centers and for further research to improve the quality of research variable by including other variables associated with occurrence of diarrhea in infants

Keywords: Diarrhea, Toddler, ASI, MP-ASI

Tesis Gizi Kesehatan masyarakat-Hubungan Pola Pemberian MP-ASI Lokal dan Status Gizi

HUBUNGAN POLA PEMBERIAN MP-ASI LOKAL DAN STATUS GIZI ANAK USIA 6 – 12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAMPANG KOTA MAKASSAR 

Makanan pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan atau minuman yang mengandung zat gizi, diberikan kepada bayi atau anak sejak usia 6 bulan sampai usia 24 bulan guna memenuhi kebutuhan gizi selain dari ASI yang mengalami peningkatan seiring dengan pertumbuhan bayi. Gizi kurang dan gizi buruk pada

Skripsi/Tesis Gizi Kesehatan masyarakat

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN PEMBERIAN ASI DENGAN STATUS GIZI BAYI DI RUMAH SAKIT BERSALIN AISYIYAH SITTI KHADIJAH KABUPATEN PINRANG


Pada awal kehidupan dimasa bayi, upaya pembentukan status gizi khususnya usia 0 – 6 bulan dipenuhi dengan pemberian ASI secara eksklusif. Pemberian ASI sebagai sumber nutrisi utama bayi biasanya tidak dilaksanakan oleh banyak ibu terutama pemberian kolostrum. Akibatnya, tingginya presentase

Skripsi/Tesis Gizi Kesehatan masyarakat

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI UMUR 0 – 6 BULAN DI KELURAHAN MALAWEI KECAMATAN SORONG TIMUR KOTAMADYA SORONG PROPINSI PAPUA BARAT 


ASI sebagai makanan terbaik bagi bayi, harus diberikan sedini mungkin. Saat ini lebih banyak ibu-ibu yang memberikan bayi mereka ASI, tetapi mereka menghentikannya lebih awal dari waktu pemberian ASI optimal yang seharusnya bagi kesehatan bayi. Rendahnya pemberian ASI eksklusif pada bayi dapat

Skripsi/Tesis Gizi Kesehatan masyarakat

ABSTRAK


STUDI PEMBERIAN MAKAN PENDAMPING PADA ANAK UMUR 6 – 12 BULAN DI DESA ANGGOTOA KECAMATAN WAWOTOBI KABUPATEN KONAWE PROPINSI SULAWESI TENGGARA 


ASI merupakan sumber nutrisi utama bagi bayi sampai usia 6 bulan. Setelah anak berusia 6 bulan, pemberian makanan diterapkan untuk memenuhi kecukupan nutrisi yang sudah tidak dapat ditunjang lagi dengan pemberian ASI meskipun masih tetap diberikan. Adanya kesalahan dalam penerapan

Faktor Yang Berhubungan Dengan Konsumsi Sumber Zat Besi pada Ibu Hamil

Faktor Yang Berhubungan Dengan Konsumsi Sumber Zat Besi pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Majauleng Kecamatan Majauleng Kabupaten Wajo 

(Factors Associated With the Consumption of Iron Resources in Pregnant Women in the Work Area Health Center District Majauleng Majauleng Wajo)

Pregnant women are vulnerable to anemia. Consumption of low iron causes about 50% of pregnant women in Indonesia, 80% in South Sulawesi, 25.8% in Wajo and 24.9% in the District Majauleng have iron deficiency anemia (Fe) are characterized by levels of hemoglobin (Hb) blood is less than 11 mg / dl

Postingan Populer