Welcome

Selamat Datang Di Pusat Download Kumpulan Karya Tulis Ilmiah, Skripsi dan Tesis Kesehatan Lengkap Kuesioner dan Instrumen Penelitian Gratis
Tampilkan postingan dengan label Bahan Makalah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Bahan Makalah. Tampilkan semua postingan

Definisi Supervisi

Secara etimiologi, supervisi berasal dari bahasa latin yang terdiri atas kata super artinya di atas serta vidare artinya melihat. Dengan demikian jika ditinjau dari asal kata supervisi berarti melihat keatas. Secara umum dapat disebutkan yang dimaksud dengan supervisi adalah melakukan pengamatan secara langsung dan berkala oleh atasan terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh bawahan untuk kemudian apabila ditemukan masalah, segara diberikan petunjuk atau bantuan yang bersifat langsung guna mengatasinya.
Teknik pokok supervisi pada dasarnya identik dengan teknik penyelesaian masalah (problem solving). Bedanya hanya pada cara pengumpulan data  serta cara penyelesaian masalah. Pada supervisi cara pengumpulan data adalah dengan menggunakan teknik pengamatan langsung (direct observation), serta cara penyelesaian masalah dilakukan secara bersama dan langsung di tempat (on the spot).
Supervisi merupakan tindakan mengawasi atau mengarahkan penyelesaian pekerjaan. Dengan adanya supervisi dapat memberikan feedback atau masukan-masukan bagi karyawan untuk melakukan perbaikan-perbaikan. Supervisi yang buruk dapat menyebabkan ketidakpuasan kerja yang pada akhirnya dapat menyebabkan tinginya absensi dan turnover.

Pengertian Lingkungan Kerja dan Pengaruhnya


Lingkungan kerja merupakan salah satu faktor eksternal yang sangat berpengaruh dalam menunjang hasil kerja yang maksimal dalam setiap pekerjaan. Apabila lingkungan kerja kurang kondusif maka akan menyebabkan kinerja tenaga kerja yang akan menurun ini disebabkan kurangnya motivasi kerja yang muncul dari dalam diri tenaga kerja untuk bekerja dengan baik.
Lingkungan kerja merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dan jenis dan lokasi pekerjaan dimana individu karyawan berada dan beraktivitas. Produktifitas karyawan dari pekerjaan bergantung pada tempat dan lingkungan tempat individu karyawan bekerja. Oleh karenanya, lingkungan kerja perlu mendapat perhatian yang sangat serius dan utama karena merupakan rumah kedua setelah tempat tinggal (Subaris dan Haryono, 2008 ; 1).
Lingkungan  kerja  adalah menyangkut  tata  ruang,  cahaya  alam dan pengaruh suara yang mempengaruhi konsentrasi seseorang karyawan sewaktu bekerja (Zainuddin dkk, 2006). Fasilitas yang dimiliki organisasi merupakan bagian dari lingkungan kerja yang harus diwujudkan untuk mendukung aktivitas organisasi.
Lingkungan kerja yang tidak kondusif dan kurang mendukung pelaksanaan aktivitas kerja dari karyawan akan mempengaruhi tingkat keberhasilan karyawan terhadap kerjanya. Begitupun pula dengan ketersediaan fasilitas yang kurang akan mempengaruhi efektifitas dan efisiensi waktu kerja.
Lingkungan kerja harus menjadi perhatian mengingat sebahagian besar waktu tiap harinya dihabiskan di tempat kerja. Lingkungan kerja yang tidak sesuai akan menyebabkan gangguan bagi tenaga kerja yang ada di lingkungan kerja tersebut dan pada akhirnya juga akan mempengaruhi produktifitas (Subaris dan Haryono, 2008 ; 1).

Artikel Ilmiah Tentang Air Susu Ibu (ASI)

  1. 1.      Definisi ASI
Air Susu Ibu (ASI) merupakan pemberian air susu kepada bayi yang langsung berasal dari kelenjar payudara ibu (WHO, 1991). Air Susu Ibu (ASI) adalah emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam organik yang disekresi oleh kedua belah kelenjar payudara ibu, yang berguna sebagai makanan utama bagi bayi (Roesli, 2000).
ASI merupakan makanan yang paling mudah dicerna dan yang terbaik bagi bayi karena dapat memenuhi seluruh kebutuhan zat gizi untuk tumbuh dan berkembang menjadi anak yang sehat dan cerdas (Depkes RI, 2005).
ASI adalah pemberian Tuhan yang nilainya tidak dapat disamakan dengan susu pengganti apa saja yang dibuat oleh manusia. ASI memiliki kandungan zat gizi yang lengkap dan sempurna untuk keperluan bayi serta mengandung zat anti infeksi. Oleh karenanya, ASI merupakan makanan terbaik dan paling baik untuk bayi (Winarno, 2005).
  1. 2.      Komposisi ASI

ASI mengandung lebih dari 200 unsur pokok, antara lain zat putih telur, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, faktor pertumbuhan, hormon, enzim, zat kekebalan dan sel darah putih.
Semua zat ini terdapat secara proporsional dan seimbang dengan yang lainnya. Cairan hidup yang mempunyai keseimbangan ini sangat tepat bagi suatu simfoni nutrisi bagi pertumbuhan bayi sehingga tidak mungkin ditiru oleh buatan manusia (Roesli, 2000). Beberapa komponen penting ASI adalah sebagai berikut.
a.       Karbohidrat
Karbohidrat utama ASI adalah laktosa (gula). ASI mengandung lebih banyak laktosa dibanding susu mamalia lainnya. Laktosa ASI berkisar 20-30% lebih banyak dari susu sapi (Roesli, 2000). Kegunaan laktosa bagi bayi :
1)      Laktosa diperlukan untuk pertumbuhan otak
2)      Meningkatkan penyerapan kalsium yang penting untuk pertumbuhan tulang
3)      Meningkatkan pertumbuhan bakteris usus Lactobacillus bifidus yang membantu sistem pencernaan bayi
4)      Laktosa oleh fermentasi akan diubah menjadi asam laktat yang memberikan suasana asam dalam usus bayi yang bermanfaat untuk menghambat pertumbuhan bakteri berbahaya dalam usus bayi (Roesli, 2001).
b.      Protein
ASI mengandung protein khusus yang dirancang untuk pertumbuhan bayi yang terdiri dari whey dan kasein, taurin, lactoferrin dan lysosyme.
1)      Whey dan Kasein
Whey adalah protein halus, lembut dan mudah dicerna sedangkan kasein berbentuk kasar, bergumpal dan sukar dicerna oleh usus bayi (Roesli, 2000).
2)      Taurin
Adalah protein otak yang diperlukan untuk pertumbuhan otak, susunan saraf dan penting untuk pertumbuhan retina (Roesli, 2000).
3)      Lactoferin
Bertindak sebagai polisi bakteri dalam usus yang mempertahankan bakteri baik penghasil vitamin dan menghancurkan bakteri jahat penyebab penyakit.
4)      Lysosyme
Adalah suatu kelompok antibodi alami yang terdapat dalam ASI berupa protein spesial yang akan menghancurka bakteri jahat (Roesli, 2000).
c.       Lemak
ASI mengandung jumlah lemak sehat yang tepat secara proporsional. Lemak ASI mudah dicerna dan diserap. Selain itu, ASI juga mengandung enzym lipase pencerna lemak sehingga hanya sedikit lemak ASI yang tidak diserap dalam usus bayi.
d.      Mineral
ASI mengandung mineral yang lengkap meskipun dalam kadar yang relatif rendah namun cukup untuk bayi sampai umur 6 bulan. Zat besi dan kalsium memiliki komposisi yang cukup dan tidak dipengaruhi diit ibu.
e.       Vitamin
Vitamin dalam ASI dapat dikatakan lengkap. Vitamin A, C dan D berada dalam komposisi cukup sedangkan vitamin B kecuali Riboflavin dan asam pantothenik adalah kurang.
f.       Kalori
Kalori dalam ASI relatif rendah, hanya 77/100 ml ASI. 90 persen berasal dari karbhidrat dan lemak, sedangkan 10 persen sisanya berasal dari protein (Seotjiningsih, 1997).

  1. 3.      Kebaikan ASI dan Menyusui

ASI sebagai makanan bayi mempunyai kebaikan/sifat sebagai berikut (Moehji, 2007):
a.       ASI merupakan makanan alamiah yang baik untuk bayi, praktis, ekonomis, mudah dicerna untuk memiliki komposisi, zat gizi yang ideal sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan pencernaan bayi
b.      ASI mengandung laktosa yang lebih tinggi dibandingkan dengan susu buatan. Didalam usus laktosa akan difermentasi menjadi asam laktat yang bermanfaat untuk : menghambat pertumbuhan bakteri yang bersifat patogen, merangsang pertumbuhan mikroorganisme yang dapat menghasilkan asam organik dan mensintesa beberapa jenis vitamin, memudahkan terjadinya pengendapan kalsium-cassienat, memudahkan penyerapan berbagai jenis mineral, seperti kalsium dan magnesium
c.       ASI mengandung zat pelindung (antibodi) yang dapat melindungi bayi selama 5-6 bulan pertama, seperti : Immunoglobin, Lysozyme, Complemen C3 dan C4, Antistapiloccocus, lactobacillus, Bifidus, Lactoferrin.
d.      ASI tidak mengandung beta-lactoglobulin yang dapat menyebabkan alergi pada bayi
e.       Proses pemberian ASI dapat menjalin hubungan psikologis antara ibu dan bayi
Selain memberikan kebaikan bagi bayi, menyusui dengan bayi juga dapat memberikan keuntungan bagi ibu, yaitu (Winarno, 2005):
a.       Suatu rasa kebanggaan dari ibu, bahwa ia dapat memberikan “kehidupan” kepada bayinya
b.      Hubungan yang lebih erat karena secara alamiah terjadi kontak kulit yang erat, bagi perkembangan psikis dan emosional antara ibu dan anak
c.       Dengan menyusui bagi rahim ibu akan berkontraksi yang dapat menyebabkan pengembalian keukuran sebelum hamil
d.      Mempercepat berhentinya pendarahan post partum
e.       Dengan menyusui maka kesuburan ibu menjadi berkurang untuk beberapa bulan (menjarangkan kehamilan)
f.       Mengurangi kemungkinan kanker payudara pada masa yang akan datang
  1. 4.      Produksi ASI

Proses terjadinya pengeluaran air susu dimulai atau dirangsang oleh isapan mulut bayi pada putting susu ibu. Gerakan tersebut merangsang kelenjar Pictuitary Anterior untuk memproduksi sejumlah prolaktin, hormon utama yang mengandalkan pengeluaran Air Susu. Proses pengeluaran air susu juga tergantung pada Let Down Replex, dimana hisapan putting dapat merangsang kelenjar Pictuitary Posterior untuk menghasilkan hormon oksitolesin, yang dapat merangsang serabut otot halus di dalam dinding saluran susu agar membiarkan susu dapat mengalir secara lancar (Winarno, 2005). Berdasarkan waktu diproduksi, ASI dapat dibagi menjadi 3 yaitu:
a.       Kolostrum
Merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar mamae yang mengandung tissue debris dan redual material yang terdapat dalam alveoli dan ductus dari kelenjar mamae sebelum dan segera sesudah melahirkan anak. Ciri khas kolostrum adalah :
1)      Disekresi oleh kelenjar mamae dari hari pertama sampai hari ketiga atau keempat, dari masa laktasi
2)      Komposisi colostrum dari hari ke hari berubah.
3)      Merupakan cairan kental yang ideal yang berwarna kekuning-kuningan, lebih kuning dibandingkan ASI Mature.
4)      Merupakan suatu laxanif yang ideal untuk membersihkan meconeum usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan bayi untuk menerima makanan selanjutnya.
5)      Lebih banyak mengandung protein dibandingkan ASI Mature, tetapi berlainan dengan ASI Mature dimana protein yang utama adalah casein pada colostrum protein yang utama adalah globulin, sehingga dapat memberikan daya perlindungan tubuh terhadap infeksi.
6)      Lebih banyak mengandung antibodi dibandingkan ASI Mature yang dapat memberikan perlindungan bagi bayi sampai 6 bulan pertama.
7)      Lebih rendah kadar karbohidrat dan lemaknya dibandingkan dengan ASI Mature.
8)      Total energi lebih rendah dibandingkan ASI Mature yaitu 58 kalori/100 ml colostrum.
9)      Vitamin larut lemak lebih tinggi. Sedangkan vitamin larut dalam air dapat lebih tinggi atau lebih rendah.
10)  Bila dipanaskan menggumpal, ASI Mature tidak.
11)  PH lebih alkalis dibandingkan ASI Mature.
12)  Lemaknya lebih banyak mengandung Cholestrol dan lecitin di bandingkan ASI Mature.
13)  Terdapat trypsin inhibitor, sehingga hidrolisa protein di dalam usus bayi menjadi krang sempurna, yangakan menambah kadar antobodi pada bayi.
14)  Volumenya berkisar 150-300 ml/24 jam.
b.      ASI transisi/peralihan
Merupakan ASI peralihan dari colostrum menjadi ASI Mature dengan ciri-ciri sebagai berikut :
1)      Disekresi dari hari ke 4 – hari ke 10 dari masa laktasi, tetapi ada pula yang berpendapat bahwa ASI Mature baru akan terjadi pada minggu ke 3 – ke 5.
2)      Kadar protein semakin rendah, sedangkan kadar lemak dan karbohidrat semakin tinggi.
3)      Volume semakin meningkat.
c.       ASI Matur
ASI yang disekresi pada hari ke 10 dan seterusnya, yang dikatakan komposisinya relatif konstan, tetapi ada juga yang mengatakan bahwa minggu ke 3 sampai ke 5 ASI komposisinya baru konstan. Ciri-ciri ASI susu Mature adalah :
1)      Merupakan makanan yang dianggap aman bagi bayi, bahkan ada yang mengatakan pada ibu yangs ehat ASI merupakan makanan satu-satunya yang diberikan selama 6 bulan pertama bagi bayi.
2)      ASI merupakan makanan yang mudah di dapat, selalu tersedia, siap diberikan pada bayi tanpa persiapan yang khusus dengan temperatur yang sesuai untu bayi.
3)      Merupakan cairan putih kekuning-kuningan, karena mengandung casienat, riboflaum dan karotin.
4)      Tidak menggumpal bila dipanaskan. Volume: 300 – 850 ml/24 jam
5)      Terdapat anti microbaterial factor, yaitu : Antibodi terhadap bakteri dan virus, Cell (phagocyle, granulocyle, macrophag, lymhocycle type T), Enzim (lysozime, lactoperoxidese), Protein (lactoferrin, B12 Ginding Protein), faktor resisten terhadap staphylococcusComplecement ( C3 dan C4


Kepustakaan 

Depkes RI, 2005. Rencana Strategi Departemen Kesehatan RI Tahun 2005 – 2009. Jakarta.
Moehji. 2007. Pemeliharaan Gizi Bayi dan Balita. Edisi Kesebelas. Bharatara. Jakarta.
Roesli, Utami. 2000.  Mengenal ASI Eksklusif. Edisi I. Trubus Agriwidya. Jakarta.
Soetjiningsih. 2007. ASI Petunjuk untuk Tenaga Kesehatan. EGC. Jakarta.
Winarno, Teguh. 2005. Gizi dan Makanan bagi Bayi dan Anak Sapihan. Sinar Harapan. Jakarta.

Artikel Ilmiah Tentang Masa Kerja


Masa kerja adalah jangka waktu orang sudah bekerja pada suatu organisasi, lembaga dan sebagainya. Masa kerja seseorang dalam organisasi perlu diketahui karena masa kerja merupakan salah satu indikator tentang kecenderungan para pekerja dalam melaksanakan aktivitas kerjanya. Misalnya agar produktivitas kerja, semakin lama seseorang bekerja maka semakin tinggi pula produktivitasnya karena semakin berpengalaman dan mempunyai keterampilan yang baik dalam menyelesaikan tugas yang dipercayakan kepadanya (Siagian, 1989).
Pengertian masa kerja adalah sebagai pengalaman kerja yaitu lamanya seseorang bekerja di suatu instansi atai organisasi yang dihitung sejak pertama kali bekerja, semakin lama bekerja seseorang, tenaga kerja akan semakin dianggap berpengalaman.
Setiap organisasi menginginkan para pekerja terus bekerja pada organisasi yang bersangkutan selama masa aktifnya. Dengan pertimbangan, jika banyak tenaga aktif meninggalkan organisasi dan pindah bekerja ke organisasi lain. Hal ini merupakan pencerminan bahwa ada sesuatu yang tidak beres dalam organisasi tersebut. Hal ini yang dipertimabangkan adalah semakin banyak orang lama yang pindah bekerja, organisasi yang ditinggalkan dapat menderita kerugian.

Artikel Ilmiah Tentang Motivasi Kerja


Motivasi adalah proses kejiwaan yang mendasar terdiri dari kebutuhan-kebutuhan, dorongan-dorongan dan tujuan. Memotivasi personel perawat rumah sakit harus dilakukan sejak dini untuk menjaga semagat kerja yang dapat menurun akibat kegiatan rutin dan monoton. Oleh karena itu mengamati motivasi kerja setiap personel perawat dilaksanakan secara terus menerus. Hal ini penting dilakukan untuk mengidentifikasi personel perawat yang memiliki potensi besar untuk berkembang di masa depan. Motivasi sering juga dikaitkan dengan semangat atau etos kerja dalam sebuah perbendarahaan kata (Ilyas, 1999).
Kadang motivasi sangat sulit untuk ditingkatkan tanpa adanya perlakuan yang serius pada diri dari pelaku tersebut, karena motivasi merupakan hal yang tidak bisa diukur dengan melihat hasil kerja tapi ketika hasil kerja itu mengalami peningkatan (Azwar, 1996).
Bernard Berebson dan Gary A. Steiner mendefenisikan motivasi sebagai All those inner striving conditions variously described as wishes, desire need, drives dan the like, yang dapat diartikan sebagai kondisi internal, kejiwaan dan mental manusia seperti aneka keinginan, harapan, kebutuhan, dorongan dan kesukaan yang mendukung individu untuk berprilaku kerja untuk mencapai kepuasan atau mengurangi ketidakseimbangan (Noer Bachry Noor, 2001).

Artikel Ilmiah Tentang Motivasi Kerja


Motivasi bermula dari kata Movere (bahasa latin) yang sama dengan to move (bahasa Inggris) yang berarti mendorong atau menggerakan. Dengan demikian motivasi merupakan semua kekuatan yang ada dalam diri seseorang yang memberi daya, memberi arah dan memelihara tingkah laku.
Menurut Hasibuan  (2003 : 142) motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan. Jadi motivasi mempersoalkan bagaimana caranya mengarahkan daya dan potensi bawahan,  agar mau bekerja sama secara produktif, berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah ditentukan. Pentingnya motivasi karena motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan dan mendukung perilaku manusia, supaya mau bekerja giat dan antusias  mencapai hasil yang optimal.
Motivasi pada seorang karyawan untuk bekerja biasanya merupakan hal yang rumit, karena motivasi itu melibatkan faktor-faktor individual dan faktor-faktor organisasional. Faktor-faktor yang bersifat individual diantaranya adalah : kebutuhan-kebutuhan (needs), tujuan-tujuan (goals), sikap (attitude), dan kemampuan-kemampuan (abilities), sedangkan faktor-faktor organisasional antara lain : pembayaran atau gaji (pay), keamanan pekerjaan (job security), sesama karyawan (coworkers), pengawasan (supervision), pujian (praise), dan pekerjaan itu sendiri (job itself) (Gomes, 2001).
Herzberg sebagaimana diuraikan dalam Davis & Newstrom, (1995), Parrek, (1996), Munandar, (2001), dan Hasibuan, (2003), membagi motivasi kerja kedalam 2 (dua) faktor, yang diberi nama Teori Dua Faktor (Herzberg, Two Factors Motivation Theory), yaitu :
1.    Faktor yang berkaitan dengan isi pekerjaan, yang merupakan faktor intrinsik dari pekerjaan tersebut, antara lain : a) tanggung jawab (responsibility), besar kecilnya tanggung jawab yang dirasakan dan diberikan kepada seorang karyawan; b) kemajuan (advancement), besar kecilnya kemungkinan karyawan dapat maju dalam pekerjaannya; c) pekerjaan itu sendiri (the work itself), besar kecilnya tantangan yang dirasakan oleh karyawan dari pekerjaannya; d) pencapaian (achievement), besar kecilnya kemungkinan karyawan mencapai prestasi kerja, mencapai kinerja yang tinggi; e) pengakuan (recognition), besar kecilnya pengakuan yang diberikan kepada karyawan atas kinerja yang dicapai. Jika faktor-faktor tersebut tidak (dirasakan) ada, maka karyawan menurut Herzberg, merasa not satisfied (tidak lagi puas), yang berbeda dari dissatisfied (tidak puas).
2.    Faktor Pemeliharaan (Higiene) merupakan kelompok faktor lain yang menimbulkan ketidakpuasan, berkaitan dengan konteks pekerjaan, berupa faktor-faktor ekstrinsik dari pekerjaan, yaitu : a) kebijakan dan administrasi perusahaan (company policy and administration, derajat kesesuaian yang dirasakan karyawan dari semua kebijakan dan peraturan yang berlaku dalam organisasi; b) kondisi kerja (working condition), derajat kesesuaian kondisi kerja  dengan proses pelaksanaan tugas pekerjaannya; c) Gaji dan upah (wages or salaries), derajat kewajaran dari gaji yang diterima sebagai imbalan kinerjanya; d) hubungan antar pribadi (interpersonal relation), derajat kesesuaian yang dirasakan dalam berinteraksi dengan karyawan yang lain; e) kualitas supervisi (quality supervisor), derajat kewajaran penyeliaan yang dirasakan dan diterima oleh karyawan.
Faktor intrinsik dan faktor pemeliharaan menurut Herzberg harus dapat terwujud secara bersama-sama dan saling mendukung. Faktor intrinsik merupakan faktor motivasi yang ditujukan pada perwujudan kepuasan kerja sedangkan faktor pemeliharaan (higiene) akan mempengaruhi timbulnya ketidakpuasan kerja. Sehingga dapat dikatakan bahwa faktor pencipta kepuasan harus ditingkatkan dan faktor ketidakpuasan harus mendapat perhatian untuk diminimalisir. Berdasarkan pemahaman tersebut, teori 2 Faktor oleh Herzberg secara ringkas dapat ditunjukkan pada bagan berikut :




Gambar 2.1 Teori 2 Faktor
Sumber : Hasibuan, 2003

Selanjutnya, motivasi pada dasarnya merupakan upaya pemuasan kebutuhan dari setiap individu. Pemuasan kebutuhan tersebut merupakan tujuan dari motif yang menggerakkan perilaku seseorang. Pada gambar 2.1, motivasi dipandang sebagai satu reaksi berantai yang dimulai dari adanya kebutuhan yang menimbulkan keinginan untuk memuaskannya sebagai tujuan, menghasilkan ketegangan psikologis yang mengarahkan perilaku kepada tujuan (kepuasan).



Gambar 2.1 Rantai Motivasi
Sumber : Barelson dan Stainer dalam Koonts (2001 ; 115)

Abraham H. Maslow dengan teori motivasinya tentang kebutuhan mengemukakan ada lima tingkatan kebutuhan manusia secara berjenjang : 1) phisik : sandang, pangan, dan papan; 2) rasa aman dan jaminan : tidak ada kekawatiran akan dikeluarkan dari tempat kerja sewaktu-waktu; 3) kasih sayang dan kebersamaan; 4) penghargaan dan pengakuan; dan 5) aktualisasi diri. Dari beberapa tingkatan kebutuhan tersebut, dikatakan bahwa pada umumnya kebutuhan yang lebih tinggi tingkatannya akan muncul setelah kebutuhan pada tingkatan sebelumnya terpenuhi/ terpuaskan.
David Mc. Clelland (Wexley, 1991:227-231) dengan Three N yaitu : 1) needs for achievement ; 2) needs for power ; 3) needs for afiliation. Teori ini didasarkan bahwa setiap individu manusia butuh berprestasi, kekuasaan dan afiliasi. Hasil penelitian David Mc. Clelland menunjukkan bahwa kebutuhan berprestasi merupakan kebutuhan manusia yang nyata, yang dapat dibedakan dengan yang lain, dan memerlukan motivasi yang cukup tinggi.
Hersey & Blanchard (1986, 69-74) kaitannya dengan kerangka motivasi dan tujuan menjelaskan keterkaitan teori Maslow dengan Herzberg. Maslow mengidentifikasi kebutuhan atau motif yang ada pada seseorang dalam melakukan kegiatan, sedangkan Herzberg menitikberatkan pada kepuasan kegiatan (prestasi) yang akan memotivasi seseorang dalam melakukan kegiatannya. Kebutuhan penghargaan, pengakuan, aktualisasi diri pada hirarki Maslow merupakan faktor motivator dari Herzberg, sedangkan kebutuhan fisiologi, rasa aman dan jaminan, cinta kasih dan kerbersamaan, serta sebagian kebutuhan penghargaan dan pengakuan pada hiarki Maslow, identik dengan faktor hygiene/pemeliharaan dari Herzberg.
Menurut pandangan Islam, pemberian motivasi kepada individu diperlukan untuk dapat mewujudkan suatu aktivitas kerja yang baik khususnya dalam upaya perjuangan Keislaman. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Surah Al Anfal ayat 60, sebagai berikut :

Terjemahan      :    “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan)”

Artikel Ilmiah Tentang Rumah Sakit


Menurut WHO (1957) rumah sakit adalah bagian (internal) dari organisasi sosial dan medis, berfungsi memberikan pelayanan kesehatan rehabilitatif, dimana pelayanan keluarnya menjangkau keluarga dan lingkungan dan merupakan pusat untuk latihan tenaga keseahtan serta penelitian bidang sosial (Ilyas, 2001).
Sedangkan menurut Guwandi (1991) rumah sakit adalah suatu usaha yang menyediakan pemondokan yang meberikan jasa pelayanan medik jangka pendek dan jangka panjang yang terdiri dari observasi, diagnostik, terapeutik dan rehabilitatif untuk orang yang menderita sakit, terluka dan untuk mereka yang mau melahirkan. Disamping itu juga menyediakan atau tidak menyediakan pelayanan atas dasar berobat jalan kepada pasien yang bisa langsung pulang.
Seiring dengan perkembangan jaman, maka pada saat ini rumah sakit mengalami berbagai perkembangan pula.perkembangan yang dimaksud dapat dibedakan atas 4 macam yakni (Azrul Azwar, 1996, hal 95):
1.    Perkembangan pada fungsi yang dimilikinya
Jika dahulu fungsi rumah sakit hanya untuk menyembuhkan orang sakit maka ini berkembang menjadi suatau pusat kesehatan. Dengan munculnya kesehatan dan berkesinambungan pelayanan kesehatan serta perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran, maka fungsi rumah sakit telah mencakup pula pendidikan dan penelitian.
2.    Perkembangan pada ruang lingkup kegiatan yang dilakukannya.
Jika dahulu ruang lingkup kegiatannya hanya merupakan tempat beristirahat, tempay mengasuh anak yatim serta tempat tingggal orang jompo maka saat ini berkembang menjadi suatu institusi kesehatan. Denagn munculnya diversifikasi dalam kehidupan masyarakat maka runag lingkup kegiatan rumah sakit yang semula mencakup berbagai aspek sosial, apad saat ini telah dibatasi hanya pada aspek kesehatan saja.
3.    Perkembangan pada masing-masing fungsi yang dimiliki oleh rumah sakit.
Fungsi pelayanan pendidikan dan penelitian yang diselenggarakan oleh rumah sakit tidak lagi pada hal-hal yang sederhana saja, tetapi mencakup pula hal-hal yang spesifik bahkan sub spesifik.
4.    Perkembangan pada masing-masing pemilikan rumah sakit.
Jika dahulu rumah sakit hanya didirikan oleh badan-badan keagamaan, badan-badan  sosial ataupun pemerintah, saat ini telah didirikan oleh berbagai badan-badan swasta dan telah menjadi satu kegiatan ekonomi.
Rumah sakit merupakan sarana kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara merata dengan mengutamakan upaya penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan yang dilaksanakan secara terpadu dengan upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit dalam suatu tatanan rujukan serta dapat dimanfaatkan pendidikan tenaga dan penelitian.
Ditinjau dari kemampuan yang dimiliki rumah sakit di Indonesia dibedakan atas 5 macam, yaitu (Boy, 2004) :

1.    Rumah sakit tipe A
Rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis dan sub spesialis luas oleh pemerintah, rumah sakit kelas ini ditetapkan sebagai tempat pelayanan rujukan tertinggi.
2.    Rumah sakit tipe B
Rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis dan sub spesialis yang terbatas.
3.    Rumah sakit tipe C
Rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan kedokteran yang disediakan, yakni pelayanan penyakit dalam, bedah, kesehatan anak, serta pelayanan kebidanan dan kandungan. Rumah Sakit Umum Mamuju merupakan rumah sakit tipe C yang menerima pasien rujukan dari seluruh puskesmas dalam wilayah administratif Kabupaten Mamuju.
4.    Rumah sakit tipe D
Rumah sakit yang bersifat transisi karena pada suatu saat akan ditingkatkan menjadi rumah sakit kelas C. Pada saat ini rumah sakit hanya memberikan pelayanan kedokteran umum dan kedokteran gigi.
5.    Rumah sakit tipe E
Rumah sakit yang hanya menyelenggarakan satu macam pelayanan kedokteran saja, seperti riumah sakit kusta, rumah sakit paru, rumah sakit jantung dan lain sebagainya.
Secara umum maksud didirikan rumah sakit adalah:
1.    Memberikan asuhan pasien, pelayanan kesehatan kuratif dan rehabilitatif.
2.    Memberikan pelayanan kesehatan masyarakat, promotif dan preventif paripurna. Bentuk pelayanan yang diberikan pada pasien rawat inap mencakup :
a.    Pemeriksaan keadaan umum pasien oleh dokter dan perawat untuk mengetahui pengaruh obat-obatan yang diberikan pada pasien.
b.    Tindakan terapi oleh dokter dan perawat sebagai upaya pengobatan dan perawatan serta penyuluhan.
c.    Pelayanan keperawatan berupa pemeliharaan pelayanan dan pemenuhan kebutuhan makanan pasien serta kebutuhan lainnya, ketentraman serta kenyamanan pasien selama di rawat. Setiap tindakan dokter, perwat yang berhubungan dengan proses penyembuhan penyakit, tercatat dalam daftar catatan medik (status) masing-masing pasien merupakan kumpulan rahasia jabatan kalangan tenaga kesehatan, tidak boleh diketahui oleh pasien dan keluarga kecuali hal yang dianggap penting untuk diberitahukan demi mendukung proses penyembuhan. 

Postingan Populer