Welcome

Selamat Datang Di Pusat Download Kumpulan Karya Tulis Ilmiah, Skripsi dan Tesis Kesehatan Lengkap Kuesioner dan Instrumen Penelitian Gratis

KERANGKA KONSEP

HUBUNGAN POLA MAKAN FAST FOOD DEGAN KEJADIAN OBESITAS
 PADA REMAJA DI SMP FRATER MAKASSAR


KERANGKA KONSEP
A. Dasar Pemikiran Variabel Diteliti
Mengkonsumsi fast food sudah merupakan kebiasaan atau gaya hidup remaja saat ini. Pola makan fast food mempengaruhi berat badan remaja. Konsumsi fast food yang terlalu sering berisiko terhadap timbulnya gangguan gizi seperti obesitas. Untuk lebih jelas hubungan antara
pola makan fast food dengan kejadian obesitas remaja, akan diuraikan variabel pendukungnya sebagai berikut:
Pola Makan Fast Food

Frekuensi Makan
Jumlah asupan zat gizi (karbohidrat, protein, lemak) dalam fast food
Obesitas pada Remaja
Pengetahuan tentang fast food


Variabel Independen Variabel Dependen
B. Definisi Operasional
1. Pola makan fast food
Pola makan fast food adalah kebiasaan mengkonsumsi makanan siap saji pada siswa siswi yang dinilai dari indikator frekuensi makan, jumlah asupan zat gizi (karbohidrat, protein, lemak) dalam fast food. Diuraikan sebagai berikut:
a. Frekuensi Makan
Frekuensi makan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kebiasaan konsumsi fast food yang dinyatakan dalam bentuk skor frekuensi. Untuk itu digunakan nilai skor yang dikemukan oleh De Wijn (1979) dalam Thaha (1986), sebagai berikut:
0 = Tidak Pernah
1 = Jarang (1 kali sebulan)
10 = < 3 kali seminggu
15 = ≥ 3 kali seminggu
25 = 1 kali sehari
50 = Setiap kali makan
Kriteria Objektif:
Cukup : Apabila nilai total skor jawaban responden < nilai rata-rata skor total responden.
Lebih : Apabila nilai total skor jawaban responden ≥ nilai rata-rata skor total responden.
b. Jumlah Asupan Zat Gizi (karbohidrat, protein, lemak) dalam Fast Food
Yang dimaksud dengan Jumlah asupan zat gizi dalam Fast Food dalam penelitian ini adalah jumlah atau banyaknya fast food yang dikonsumsi dalam 1 hari yang dilihat dari kandungan karbohidrat, protein dan lemak dalam fast food.
1) Asupan karbohidrat yang dimaksud adalah banyaknya karbohidrat dalam fast food yang dikonsumsi oleh responden berdasarkan AKG (angka kecukupan gizi) yang dianjurkan.
Kriteria Objektif:
Cukup : Apabila konsumsi karbohidrat dalam fast food 80-110% dari total energi (WNPG, 2004).
Lebih : Apabila konsumsi karbohidrat dalam fast food >110% dari kebutuhan.
2) Asupan protein yang dimaksud adalah banyaknya protein dalam fast food yang dikonsumsi oleh responden berdasarkan AKG yang dianjurkan.
Kriteria Objektif:
Cukup : Apabila konsumsi protein dalam fast food 10-15% dari total energi (WNPG, 2004).
Lebih : Apabila konsumsi protein dalam fast food >15% dari kebutuhan.
3) Asupan lemak yang dimaksud adalah banyaknya lemak dalam fast food yang dikonsumsi oleh responden berdasarkan AKG yang dianjurkan.
Kriteria Objektif:
Cukup : Apabila konsumsi lemak dalam fast food 20-30% dari total energi (WNPG, 2004).
Lebih : Apabila konsumsi lemak dalam fast food >30% dari kebutuhan.
2. Pengetahuan tentang fast food
Pengetahuan tentang fast food dalam penelitian ini adalah tingkat pemahaman remaja tentang fast food yang diukur berdasarkan kemampuannya menjawab dengan benar pertanyaan dalam kuesioner.
Kriteria Objektif :
Cukup : Apabila jawaban responden ≥ 75% dari keseluruhan pertanyaan
Kurang : Apabila jawaban responden < 75% dari keseluruhan pertanyaan
3. Obesitas
Yang dimaksud dengan obesitas pada penelitian ini adalah siswa siswi SMP Frater Makassar yang menderita obesitas berdasarkan hasil pengukuran antropometri BB (kg) terhadap umur dengan menggunakan standar WHO-NHCS.
Kriteria objektif :
Gemuk : +2 SD - +3 SD
Obesitas : > + 3 SD
C. Hipotesis Penelitian
1. Hipotesis Nul (Ho)
a. Tidak ada hubungan Frekuensi makan fast food dengan kejadian obesitas pada remaja di SMP Frater Makassar.
b. Tidak ada hubungan jumlah asupan zat gizi (karbohidrat, protein, lemak) dalam fast food dengan kejadian obesitas pada remaja di SMP Frater Makassar.
c. Tidak ada hubungan pengetahuan tentang fast food dengan kejadian obesitas pada remaja di SMP Frater Makassar.
2. Hipotesis Alternatif (Ha)
1. Ada hubungan frekuensi makan fast food dengan kejadian obesitas pada remaja di SMP Frater Makassar.
2. Ada hubungan jumlah asupan zat gizi (karbohidrat, protein, lemak) dalam fast food dengan kejadian obesitas pada remaja di SMP Frater Makassar.
3. Ada hubungan pengetahuan tentang fast food dengan kejadian obesitas pada remaja di SMP Frater Makassar.

ARTIKEL TERKAIT:

0 komentar:

Postingan Populer