Hubungan dengan rekan kerja
dimaksudkan dengan pola interaksi yang terjalin antara individu dalam dunia
kerja. Sedangkan interaksi menurut H. Bonner (1975) adalah hubungan antara dua
atau lebih individu manusia dan perilaku individu yang satu mempengaruhi,
mengubah dan memperbaiki perilaku individu yang lain atau sebaliknya. Dengan
demikian, antara individu yang berinteraksi senantiasa merupakan hubungan
timbal balik dan saling mempengaruhi secara timbal balik pula (Uripni dkk, 2003
; hal 29)
Hubungan dengan rekan kerja
merupakan salah satu hal yang perlu dibangun dalam lingkup organisasi.
Organisasi yang terbentuk berdasarkan adanya kumpulan dari banyak individu yang
lebih dari 1 sehingga perlu dibangun kerjasama yang baik diantara sesama pelaku
organisasi (Rivai, 2003 ; hal 45).
Hubungan rekan kerja pada
dasarnya mencakup pandangan individu anggota organisasi tentang apa yang
dipandang sebagai cara yang benar bagi mereka untuk saling berhubungan, untuk
mendistribusikan kekuasaan atau cinta ? Apakah hidup ini kooperatif atau
kompetitif; individualistik, kolaboratif kelompok atau komunal ? Yang jelas
terdapat dua dimensi dari aspek ini. Pertama, struktur hubungan manusiawi yang
memiliki alternatif linealitas, kolateralitas, atau individualitas. Kedua,
struktur hubungan organisasi yang mempunyai variasi otokrasi, paternalisme,
konsultasi, partisipasi, delegasi, kolegialitas (Schein, 1991).
Hubungan dengan rekan kerja
yang baik dipengaruhi oleh komunikasi yang terjalin dengan baik diantaranya
begitupun pada tenaga perawat. Komunikasi ini sangat diperlukan dalam dunia
kerja terutama terhadap pelaksanaan berbagai aktivitas kerja. Sebagaimana
tujuan dari komunikasi adalah untuk memudahkan, dan melancarkan pelaksanaan
kegiatan tertentu dalam mencapai suatu tujuan. Sehingga, dalam proses
komunikasi terjadi suatu pengertian yang diinginkan bersama dan tujuan lebih
mudah dicapai (Uripni dkk, 2003 ; hal 5).