Welcome

Selamat Datang Di Pusat Download Kumpulan Karya Tulis Ilmiah, Skripsi dan Tesis Kesehatan Lengkap Kuesioner dan Instrumen Penelitian Gratis

Apa Sih yang Dimaksud dengan Beban Kerja ?



Setiap pekerjaan merupakan beban bagi yang bersangkutan. Beban tersebut dapat berupa beban fisik maupun mental. Seorang tenaga kerja mempunyai kemampuan berbeda dalam hubungannya dengan beban kerja (Suma’mur P.K., 1996). Ada beberapa macam definisi beban kerja, yang pertama beban kerja adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh tubuh manusia dan berat ringannya beban kerja sangat mempengaruhi konsumsi energi (Salim, 2002), yang kedua beban kerja adalah
beban yang diterima pekerja untuk menyelesaikan pekerjaannya seperti mengangkat, mencangkul, berlari, memikul, mendayung dan lain–lain (Depkes RI, 2003), yang ketiga beban kerja adalah beban fisik maupun non fisik yang ditanggung oleh pekerja untuk menyelesaikan pekerjaanya (Depkes RI, 2003).
Faktor yang mempengaruhi beban kerja berupa faktor eksternal dan internal yaitu :
1.    Faktor Eksternal
Faktor eksternal beban kerja adalah beban kerja yang berasal dari luar tubuh pekerja. Aspek beban kerja eksternal sering disebut sebagai stressor. Yang termasuk beban kerja eksternal adalah :

a.    Tugas-tugas (tasks)
Tugas ada yang bersifat fisik seperti, tata ruang kerja, stasiun kerja, alat dan sarana kerja, kondisi kerja, sikap kerja dan alat bantu kerja. Tugas juga ada yang bersifat mental seperti, kompleksitas pekerjaan dan tanggung jawab terhadap pekerjaan.
b.    Organisasi kerja
Organisasi kerja yang mempengaruhi beban kerja misalnya, lamanya waktu kerja, waktu istirahat, kerja bergilir, sistem pengupahan, kerja malam, musik kerja, tugas dan wewenang.
c.    Lingkungan kerja
Lingkungan kerja yang dapat mempengaruhi beban kerja adalah yang termasuk dalam beban tambahan akibat lingkungan kerja. Misalnya saja lingkungan kerja fisik (penerangan, kebisingan, getaran mekanis), lingkungan kerja kimiawi (debu, gas pencemar udara), lingkungan kerja biologis (bakteri, virus dan parasit) dan lingkungan kerja psikologis (penempatan tenaga kerja).
2.    Faktor Internal
Faktor internal beban kerja adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh itu sendiri sebagai akibat adanya reaksi dari beban kerja eksternal. Reaksi tersebut dikenal dengan strain. Secara ringkas faktor internal meliputi:
a.    Faktor somatis, yaitu jenis kelamin, umur, ukuran tubuh, kondisi kesehatan, status gizi.
b.    Faktor psikis, yaitu motivasi, persepsi, kepercayaan, keinginan, kepuasaan
Setiap pekerjaan apapun jenisnya apakah pekerjaan tersebut memerlukan kekuatan otot atau pemikiran, adalah merupakan beban bagi pelakunya. Beban ini dapat berupa beban fisik, beban mental, ataupun beban sosial sesuai dengan jenis pekerjaan si pelaku. Masing–masing orang memiliki kemampuan yang berbeda dalam hubungannya dengan beban kerja. Ada orang yang lebih cocok untuk menanggung beban fisik, tetapi ada orang lain akan lebih cocok melakukan pekerjaan yang lebih banyak pada beban mental atau sosial (Notoatmodjo, 1997).
Beberapa akibat dari beban kerja adalah:
1.    Akibat beban kerja yang terlalu berat atau kemampuan fisik yang lemah, dapat mengakibatkan seorang pekerja menderita gangguan atau penyakit akibat kerja (Depkes dan Kessos RI, 2000).
2.    Akibat beban kerja fisik yang berat yang berhubungan dengan waktu kerja yang lebih dari 8 jam, maka dapat menurunkan produktivitas kerja serta meningkatnya angka kecelakaan kerja dan sakit (Budiono dkk, 2000).
3.    Akibat pembebanan kerja yang berlebihan, maka dapat mengakibatkan kelelahan kerja (Budiono dkk, 2000). Semakin meningkatnya beban kerja, maka konsumsi oksigen akan meningkat sampai didapat kondisi maksimumnya. Beban kerja yang lebih tinggi yang tidak dapat dilaksanakan dalam kondisi aerobik, disebabkan oleh kandungan oksigen yang tidak mencukupi untuk suatu proses aerobik. Akibatnya adalah manifestasi rasa lelah yang ditandai dengan meningkatnya kandungan asam laktat (Nurmianto, 2003).
4.    Akibat beratnya beban kerja, maka dapat menimbulkan cedera kerja. Hal itu karena konsumsi energi sangat terbatas dalam mengatasi beratnya beban kerja, tetapi tubuh berusaha mengatasi beratnya beban kerja sehingga menimbulkan cedera kerja (Salim, 2002).
5.    Salah satu masalah di perkantoran adalah keluhan low back pain yang berhubungan dengan beban kerja, terutama cara angkat mengangkat serta sikap kerja tidak ergonomik. Low back pain adalah gejala yang umum dari berbagai penyakit yang mengenai bagian bawah dari pinggul terutama tulang pada persendiannya (Salim, 2002).
6.    Pekerjaan fisik yang berat jika diperpanjang akan mengakibatkan perubahan fisiologis dan dapat diukur. Misalnya saja, detak jantung, penggunaan oksigen dan ketegangan otot (Anies, 2002).
7.    Beban kerja yang terlalu berat juga dapat menimbulkan stres psikologis (Anies, 2002).
8.    Beban kerja yang overload, misalnya saja target kerja yang melebihi kemampuan pekerja yang bersangkutan akan mengakibatkan kelelahan dan berada dalam ketegangan yang tinggi (Anies, 2002).
9.    Setiap beban kerja harus disesuaikan dengan kemampuan tubuh seseorang. Apabila beban kerja lebih besar dari kemampuan tubuh maka akan terjadi rasa tidak nyaman (paling awal), kelelahan (overstress), kecelakaan, cedera, rasa sakit, penyakit dan produktivitas menurun (paling akhir). Sebaliknya, apabila beban kerja lebih kecil dari kemampuan tubuh maka akan terjadi understress, kejenuhan, kebosanan, kelesuan, kurang produktif dan sakit (Santoso, 2004).
Beban kerja dapat dikendalikan dengan cara :
1.    Menempatkan seorang tenaga kerja sesuai dengan kemampuannya (Suma’mur P.K, 1996). Hal ini dikarenakan setiap orang mempunyai kemampuan yang berbeda–beda. Apabila menempatkan seseorang tidak sesuai dengan kemampuannya maka dapat menambah beban kerja yang seseorang dapatkan dan dengan menempatkan seseorang sesuai dengan kemampuannya maka diharapkan seseorang dapat bekerja lebih maksimal dengan tidak merasa bahwa apa yang sedang dia kerjakan merupakan suatu beban
2.    Memodifikasi cara kerja atau perencanaan mesin serta alat kerja sehingga dapat mengurangi beban kerja (Suma’mur P.K., 1996). Penggunaan teknologi dalam pelaksanaan produksi dapat meringankan beban kerja. Perubahan dan modifikasi alat kerja dari tenaga manusia kemudian diganti dengan bantuan mesin serta alat kerja diharapkan dapat mengurangi beban kerja seseorang, misalnya saja beban kerja akibat memikul atau menjinjing suatu barang dapat dikurangi dengan menggunakan kereta dorong sehingga beban kerja menjadi lebih ringan.
3.    Ergonomi dapat mengurangi beban kerja, karena apabila peralatan kerja tidak sesuai dengan kondisi dan ukuran tubuh pekerja maka akan menjadi beban tambahan kerja (Notoadmodjo, 1997). Apabila peralatan kerja dan manusia atau tenaga kerja telah sesuai dan cocok, maka kelelahan yang diakibatkan oleh beban kerja dapat dicegah dan hasilnya lebih efisien. Hasil suatu proses kerja yang efisien berarti memperoleh produktivitas yang tinggi.
4.    Meningkatkan daya tahan mental tenaga kerja terhadap stress. Misalnya dengan latihan yang dibimbing oleh psikolog, meditasi, relaksasi (Anies, 2002). Meningkatnya ketahanan mental tenaga kerja diharapkan beban kerja yang diakibatkan oleh faktor psikologis dapat ditekan seminimal mungkin.
5.    Proses mekanisasi kerja dapat diaplikasikan sebagai jalan keluar untuk mengurangi beban kerja yang terlalu berat dan harus dipikul oleh manusia (Wignjosoebroto, 2003). Mekanisasi peran manusia sebagai sumber energi kerja akan digantikan oleh mesin. Hal ini akan memberikan kemampuan yang lebih besar lagi untuk penyelesaian aktivitas yang memerlukan energi fisik yang besar dan berlangsung dalam periode waktu yang lama tanpa merasakan kelelahan yang berarti.
6.    Menghindari beban otot yang terlalu berat (Nurmianto, 2003), sehingga energi tidak akan terlalu banyak keluar dan tenaga kerja tidak akan mengalami kelelahan yang berarti.
Setiap pekerjaan memiliki beban yang berbeda-beda bergantung pada tingkat kemampuan yang dimilikinya. Islam menerangkan dalam Al-Quran Surat Yunus ayat 44 yang berbunyi :

Artinya     :    Sesungguhnya Allah tidak berbuat zalim kepada manusia sedikitpun, akan tetapi manusia itulah yang berbuat zalim kepada diri mereka sendiri.

Ayat ini menegaskan bahwa bertindaklah sesuai dengan kemampuan dan jangan berlebih-lebihan dalam melakukan sesuatu pekerjaan diluar batas kemampuan yang dimiliki.

ARTIKEL TERKAIT:

0 komentar:

Postingan Populer