HUBUNGAN POLA MAKAN FAST FOOD DEGAN KEJADIAN OBESITAS
PADA REMAJA DI SMP FRATER MAKASSAR
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang Obesitas
- Pengertian Obesitas
Obesitas dapat didefinisikan sebagai keadaan patologik dengan terdapatnya penimbunan lemak berlebihan yang terdapat di jaringan bawah kulit melebihi dari yang diperlukan untuk fungsi tubuh (Bray,1997). Seseorang yang obesitas, jelas menderita kelebihan berat badan
(overweight) namun seseorang yang overweight belum tentu obesitas.
(overweight) namun seseorang yang overweight belum tentu obesitas.
Menurut Mayer dalam Effendi (1992), obesitas merupan keadaan patologis dengan terdapatnya penimbunan lemak yang berlebihan daripada yang diperlukan untuk fungsi tubuh.
Pappila dkk (2002) berpendapat bahwa obesitas adalah kondisi kelebihan kelebihan berat badan yang didefinisikan sebagai ukuran lipatan kulit yang melebihi 85%. Sedangkan menurut Dariyo (2004), yang dimaksud dengan obesitas adalah kelebihan berat badan dari keadaan normal yang sebenarnya.
Obesitas (kegemukan) adalah suatu keadaan dimana terjadi penumpukan lemak tubuh yang berlebihan, sehingga berat badan seseorang jauh diatas normal dan dapat membahayakan kesehatan. Sedangkan overweight (kelebihan berat badan) adalah keadaan dimana berat badan seseorang melebihi berat badan normal.
Obesitas atau kegemukan terjadi pada saat badan menjadi gemuk (obesitas) yang disebabkan penumpukan adipocytes: jaringan lemak khusus yang disimpan tubuh) secara berlebihan. Jadi obesitas adalah keadaan dimana seseorang memiliki berat badan yang lebih berat dibandingkan berat badan idealnya yang disebabkan terjadinya penumpukan lemak di tubuhnya.
Definisi obesitas menurut para dokter adalah sebagai berikut (Anonim, 2008):
a. Suatu kondisi dimana lemak tubuh berada dalam jumlah yang berlebihan
b. Suatu penyakit kronik yang dapat diobati
c. Suatu penyakit epidemik
d. Suatu kondisi yang berhubungan dengan penyakit-penyakit lain dan dapat menurunkan kualitas hidup
e. Penanganan obesitas membutuhkan biaya perawatan yang sangat tinggi
Definisi yang lain mengatakan, obesitas sebagai suatu penyakit kelebihan lemak tubuh yang terakumulasi, dan dapat memperburuk status kesehatan individu. Obesitas bukanlah merupakan gangguan tunggal, tapi merupakan suatu kelompok kondisi heterogen dengan berbagai penyebab.
2. Diagnosa dan Gejala Klinis Penderita Obesitas
Banyak cara yang digunakan untuk mendiagnosa penderita obesitas. Salah satunya dengan melakukan pengukuran sebagai berikut:
a. Underwater weight, pengukuran berat badan dilakukan di dalam air dan kemudian lemak tubuh dihitung berdasarkan jumlah air yang tersisa.
b. BOD POD merupakan ruang berbentuk telur yang berbentuk telur yang telah dikomputerisasi. Setelah seseorang memasuki BOD POD, jumlah udara yang tersisa digunakan untuk mengukur lemak tubuh.
c. DEXA (dual Energy X-ray absorptometry) menyerupai skening tulang. Sinar X digunakan untuk menentukan jumlah dan lokasi dari lemak tubuh.
d. Jangka kulit, ketebalan lipatan kulit dibeberapa bagian tubuh diukur dengan jangka (suatu alat terbuat dari logam yang menyerupai forseps).
e. Bioelectric impedance analysis (analisa tahanan bioelektrik), penderita berdiri diatas skala kusus dan sejumlah arus listrik yang tidak berbahaya dialirkan keseluruh tubuh lalu dianalisa.
Gejala klinis (ciri-ciri fisik) penderita obesitas :
a. Anak terlihat sangat gemuk
b. Pada umumnya anak tersebut lebih tinggi dari anak normal yang seumur
c. Buah dada seolah-olah berkembang atau membesar
d. Sering terlihat dagu yang berganda (double chin)
3. Tipe Obesitas
Wirakusuma Emma (2000) dalam bukunya menyebutkan bahwa penyebaran lemak tubuh yang digunakan untuk melihat jenis-jenis kegemukan. Secara umum dikenal beberapa tipe kegemukan berdasarkan karakteristik distribusi lemak yaitu:
1. Tipe Gynoid (Bentuk Pir)
Tipe ini cenderung dimiliki kebanyakan wanita, dimana lemak disimpan disekitar pinggul dan bokong. Risiko terhadap penyakit pada tipe Gyrnoid umumnya kecil, kecuali risiko terhadap penyakit arthritis dan varises vena (varicose veins).
2. Tipe Android (Bentuk Apel)
Tipe ini biasanya terdapat pada pria, dimana lemak tertumpuk disekitar perut. Risiko kesehatan pada tipe ini lebih tinggi dibandingkan dengan tipe gyrnoid, karena selsel lemak disekitar perut lebih siap melepaskan lemaknya kedalam pembuluh darah dibandingkan dengan sel-sel lemak ditempat lain. Lemak yang masuk kedalam pembuluh darah dapat menyebabkan penyempitan arteri (hipertensi), diabetes, dan jenis kanker tertentu (seperti kanker payudara dan endometrium)
3. Tipe Ovid (Bentuk kotak buah)
Ciri dari tipe ini adalah besar diseluruh bagian badan, tipe ovid umumnya terdapat pada orang-orang yang gemuk secara genetika.
4. Klasifikasi dalam Obesitas
1. Menurut klasifikasi WHO (World Healthy Organization) dalam Mangoenprasodjo (2005), pengklasifikasian obesitas dilakukan dengan cara:
Berat badan (kg)
Tinggi badan (m)2
Tabe 3.1
Indeks Massa Tubuh Menrut WHO
Kategori
|
IMT (kg/m2)
|
Resiko Penyakit Penyerta
|
Underweight
Normal
Overweight
Obesitas I
Obesitas II
Obesitas III
|
< 18,5
18,5 – 24,9
25,0 – 29,9
30,0 – 34,4
35,0 – 39,9
40,0
|
Rendah
Rata-rata
Meningkat
Sedang
Parah
Sangat parah
|
2. Menurut standar Brocca :
BB Ideal = (TB - 100) - 10%(TB - 100)
3. Relatife Body Weight :
BB
RBW = X 1000
TB – 100
Dimana criteria RBW adalah:
a. 90% disebut underweight
b. 90 – 100% disebut normal (ideal)
c. 110% disebut overweight
d. 120% disebut obesitas (kegemukan)
4. Standar Deviasi:
Status gizi ditentukan dengan menggunakan Z-Score dari data yang diperoleh dengan rumus:
BB – BB rks
BB/TB – Z =
SD rks
Keterangan : rsk = rekomendasi
Kemudian dibandingkan dengan WHO – NCHS (National Center for Health Statistics) yaitu:
Obesitas, bila Z – Score terletak > + 3 SD
Gemuk, bila Z – Score terletak > + 2 SD Sampai + 3 SD
Normal, bila Z – Score terletak ≥ -2 SD Sampai + 2 SD
Kurus, bila Z – Score terletak < -2 SD sampai ≥ -3 SD
Buruk, bila Z – Score terletak < + 3 SD
5. Penyebab Obesitas
Menurut para ahli, didasarkan pada hasil penelitian, obesitas dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah faktor umur, jenis kelamin, genetik, pola makan yang berlebihan, kurang gerak/olahraga, emosi dan faktor lingkungan, faktor endokrin.
a. Umur
Kegemukan sering ditemukan pada umur pertengahan, meskipun sebenarnya obesitas dapat ditemukan pada semua golongan umur. Di Negara miskin jarang ditemukan pada golongan muda, biasanya pada golongan pengusaha-pengusaha dan pejabat yang kaya dan juga pada keluarganya. Angka statistik dari perusahaan asuransi di Amerika menunjukan bahwa hanya 60% penderita obesitas yang biasa mencapai usia 60 tahun, sementara persentase untuk mereka yang berbobot badan normal atau kurus sehat adalah 90%.
b. Jenis Kelamin
Obesitas pada umumnya ditemukan pada wanita. Hal itu terjadi sesudah kehamilan dan pada masa menopause. Pada masa kehamilan terjadi kenaikan berat badan antara 7,5-12,5 kg yang mana sebagian dari kenaikan tersebut adalah peningkatan jaringan lemak sebagai cadangan untuk laktasi.
c. Genetik
Kegemukan dapat diturunkan dari generasi sebelumnya pada generasi selanjutnya pada sebuah keluarga. Kita sering menjumpai orang tua yang gemuk cenderung mempunyai anak yang gemuk pula. Dalam hal ini faktor genetika berperan dalam menentukan jumlah unsur sel lemak dalam tubuh. Hal ini terjadi karena pada saat ibu yang obesitas sedang hamil maka unsur sel lemak yang berjumlah besar dan melebihi ukuran normal, secara otomatis akan diturunkan kepada sang bayi selama dalam kandungan sehingga bayi yang lahir pun memiliki unsur lemak tubuh yang relatif sama besar.
d. Pola Makan Berlebihan
Orang yang gemuk lebih responsitif dibandingkan dengan orang yang mempunyai berat badan normal terhadap isyarat ekstenal, seperti rasa dan bau makanan saat makan. Orang yang gemuk cenderung makan bila ia ingin makan, bukan makan saat ia ingin lapar. Pola makan berlebih yang menyebabkan ia sulit untuk keluar dari kegemukan jika orang yang terkena obes tidak dapat mengontrol diri dan motivasi yang kuat untuk mengurangi berat badan.
e. Kurang Gerak/Olahraga
Tingkat pengeluaran energi tubuh sangat peka terhadap pengendalian berat tubuh. Pengeluaran energi tergantung dari dua faktor:
1). Tingkat aktivitas dan olahraga secara umum;
2). Angka metabolisme basal atau tingkat energi yang dibutuhkan untuk mempertahankan fungsi minimal tubuh. Metabolisme basal merupakan peran yang sangat penting terhadap pengeluaran energi orang normal.
Meski aktivitas fisik hanya mempengaruhi satu pertiga pengeluaran energi seseorang dengan berat normal, tapi bagi orang yang memiliki kelebihan berat badan, aktivitas fisik memiliki peran yang sangat penting. Pada saat berolahraga energi terbakar, makin banyak berolahraga maka semakin banyak kalori yang hilang. Kalori secara tidak langsung mempengaruhi system metabolisme basal. Orang yang duduk bekerja seharian akan mengalami penurunan metabolisme basal tubuhnya. Kekurangan aktvitas gerak akan menyebabkan suatu siklus yang hebat, obesitas membuat kegiatan olahraga menjadi sangat sulit dan kurang dapat dinikmati dan kurangnya olahraga secara tidak langsung akan mempengaruhi turunnya metabolisme basal tubuh orang tersebut. Jadi, olahraga sangat penting dalam penurunan berat badan tidak saja karena dapat membakar kalori, melainkan juga karena dapat membantu mengatur berfungsinya metabolis normal.
f. Pengaruh Emosional
Orang gemuk seringkali mengatakan bahwa mereka cenderung makan lebih banyak apabila mereka tegang atau cemas, dan banyak eksperimen telah membuktikan kebenarannya.
Dalam suatu studi yang dilakukan White (1977) pada kelompok orang dengan berat badan berlebih dan kelompok orang dengan berat badan yang kurang, dengan menyajikan kripik (makanan ringan) setelah mereka menyaksikan 4 jenis film yang mengundang emosi yang berbeda. Pada orang gemuk didapatkan bahwa mereka lebih banyak menghabiskan kripik setelah menyaksikan film yang tegang dibandingkan sewaktu menonton film yang membosankan. Sedangkan pada orang dengan berat badan kurang, selera makan kripik mereka tetap sama setelah menonton film yang tegang dan membosankan.
g. Lingkungan
Faktor lingkungan juga mempengaruhi seseorang untuk menjadi gemuk. Jika seseorang dibesarkan dalam lingkungan yang menganggap gemuk adalah symbol kemakmuran dan keindahan maka orang tersebut cenderung akan menjadi gemuk. Selama pandangan tersebut tidak dipengaruhi oleh faktor eksternal maka orang yang obesitas tidak akan mengalami masalah psikologis sehubungan dengan kegemukan.
h. Faktor Endokrin
Penyakit yang menyebabkan kegemukan sudah merupakan penyebab kelainan endokrin atau hormon.
4. Risiko Obesitas/Kegemukan
Resiko obesitas yang sudah banyak ditimbulkan dan dirasakan oleh masyarakat adalah resiko psikososial dan resiko medis.
a) Resiko psikososial
Obesitas dapat memberikan hambatan fisik, sosial dan psikologis orang obes mempunyai lebih banyak kesulitan dalam melakukan kegiatan/aktivitas fisik, sehingga dapat mempunyai kesempatan untuk berbagi kegiatan sosial. Pada orang dewasa kegemukan dapat terjadi persoalan dalam hubungan heteroseksual, sedangkan pada anak-anak dan remaja dapat timbul rasa rendah diri, rasa tertekan serta keputusasaan.
b) Resiko Medis
Obesitas cenderung mengundang timbulnya berbagai macam penyakit antara lain: Hipertensi, Diabetes Mellitus, Kardiovaskuler, Batu Empedu, gangguan Ginjal, gangguan sendi dan tulang.
c) Dapat pula terjadi gangguan biokimia dan metabolisme, dimana terjadi peningkatan kadar kolesterol, trigliserida, gula darah dan hormon insulin yang akan kembali normal bila berat badan kembali normal.
ARTIKEL TERKAIT:
0 komentar:
Posting Komentar