Characteristics of Patients with Leprosy Type in Leprosy Patients in Hospital Makassar
Leprosy is a chronic infectious disease caused by Mycobacterium leprae of leprosy germs. Germs that invade the skin and peripheral nerves, such as the eyes, hands, and feet. Humans are known to only a source of Mycobacterium.
Transmission can be through breathing and skin contact in a long time. Leprosy is not hereditary, not the curse of disease and not contagious after patient treatment. Leprosy is not transmitted through wounds or disability. Ninety-five percent of humans are immune to leprosy germs.
Leprosy can also be caused by environmental factors, such as excessive population density because of the change is inadequate, thus causing more frequent occurrence of a close relationship with the source of infection, as well as the characteristics of an individual's age, gender, occupation, and so forth. So prevention is done by breaking the chain of transmission that causes the disease.
Ridley and Jopling classification based on the type TT (tuberculoid), BT (borderline tuberculoid), BB (mid borderline), BL (borderline lepromatous), and LL (lepromatous), while the Department of Health P2MPLP DG (1999) and WHO (1995) divide Pause basilar type into type (PB) and Multi basilar (MB).
This type of research is to design Observational descriptive study, a sample of 137. Techniques of determination of the sample by using the formula Wijono, 1998. the sampling technique was purposive sampling.
The results for 2006 show that, kecenderunagn highest, ie the age group of lepers in the age group 20-29 years 40 (29.2%) with the highest type is the type of MB leprosy as many as 30 people (75%), and lowest at the age of 40 -49 years as many as two (1.5%) with leprosy type MB in increments of 1 person (50%), and type N for 1 person (50%). Tendency for the highest gender lepers on male sex 99 (72.3%) with the highest type is the type of MB leprosy as many as 57 (57.6%), and lowest in the female gender were 38 (27.7%) with MB leprosy type as much as 25 (65.8%). Highest propensity to levels that lepers who are not educated as much as 57 (41.6%) with most types of leprosy is leprosy type MB total 40orang (70.2%), and the lowest ie, the educated Diploma 1 (0.7%) with BL leprosy type 1 people (100%). The highest propensity is the kind of work with lepers URT work / not work as much as 71 (51.8%) with MB type as many as 48 people (67.6%), and the lowest total of two (1.5%) with MB type as many as 2 people (100%).
Based on this research, it may be suggested some of the following: in order pengurangi high lepers, especially health workers are expected to Leprosy Hospital to conduct a survey langusng to the public for examination at an early stage. It is expected the people to check their health regularly, especially public-sex male, given the incidence of leprosy is the most male-sex-lak. It should be emphasized to leprosy patients that take medication on a regular basis is one of the measures to accelerate healing. For leprosy patients with type Multi basilar. MB, should further enhance the protection of themselves to prevent the occurrence of disability.
Penyakit kusta merupakan penyakit menular menahun yang disebabkan oleh kuman kusta Mycobacterium leprae. Kuman itu menyerang kulit dan saraf tepi, seperti pada mata, tangan, dan kaki. Manusia satu-satunya yang diketahui merupakan sumber Mycobacterium. Penularan dapat melalui pernapasan dan kontak kulit dalam waktu lama. Kusta bukan penyakit keturunan, bukan penyakit kutukan dan tidak menular setelah penderita berobat. Penyakit kusta juga tidak menular melalui luka-luka atau cacatnya. Sembilan puluh lima persen manusia kebal terhadap kuman kusta.
Penyakit kusta juga dapat ditimbulkan oleh faktor lingkungan, seperti kepadatan penduduk yang berlebihan karena perubahan yang tidak memadai, sehingga menyebabkan lebih sering terjadinya hubungan erat dengan sumber infeksi, serta karakteristik seseorang yaitu umur, jenis kelamin, pekerjaan, dan lain sebagainya. Sehingga pencegahan dilakukan dengan cara memutuskan mata rantai penularan yang menimbulkan penyakit.
Klasifikasi berdasarkan Ridley dan Jopling adalah tipe TT (tuberkuloid), BT (borderline tuberculoid), BB (mid borderline), BL (borderline lepromatous), dan LL (lepromatosa), sedangkan Departemen Kesehatan Ditjen P2MPLP (1999) dan WHO (1995) membagi tipe menjadi tipe Pause Basiler (PB) dan Multi Basiler (MB).
Jenis penelitian ini adalah penelitian Observasional dengan rancangan Deskriptif, dengan jumlah sampel 137. Tekhnik penentuan besar sampel dengan menggunakan rumus Wijono,1998. dengan teknik penarikan sampel adalah Purposive Sampling.
Hasil penelitian untuk tahun 2006 menunjukkan bahwa, kecenderunagn tertinggi, kelompok umur penderita kusta yaitu pada kelompok umur 20-29 tahun sebanyak 40 (29.2%) dengan tipe kusta tertinggi yaitu tipe MB sebanyak 30 orang (75%), dan terendah yaitu kelompok umur 40-49 tahun sebanyak 2 (1.5%) dengan tipe kusta MB sebanyak 1 orang (50%), dan tipe BL sebanyak 1 orang (50%). Kecenderungan untuk jenis kelamin penderita kusta tertinggi pada jenis kelamin laki-laki sebanyak 99 (72.3%) dengan tipe kusta terbanyak yaitu tipe MB sebanyak 57 (57.6%), dan terendah pada jenis kelamin perempuan sebanyak 38 (27.7%) dengan tipe kusta MB sebanyak 25 (65.8%). Kecenderungan tertinggi untuk tingkat pendidikan penderita kusta yaitu yang tidak berpendidikan sebanyak 57 (41.6%) dengan tipe kusta terbanyak yaitu tipe kusta MB sebanyak 40orang (70.2%), dan terendah yaitu, yang berpendidikan Diploma sebanyak 1 (0.7%) dengan tipe kusta BL 1 orang (100%). Kecenderungan tertinggi jenis pekerjaan penderita kusta yaitu pekerjaan URT/ tidak bekerja sebanyak 71 (51.8%) dengan tipe MB sebanyak 48 orang (67.6%), dan yang terendah sebanyak 2 (1.5%) dengan tipe MB sebanyak 2 orang (100%).
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disarankan beberapa hal sebagai berikut: dalam rangka pengurangi tingginya penderita kusta, diharapkan kepada tenaga kesehatan khususnya Rumah Sakit Kusta untuk melakukan survei langusng ke masyarakat untuk melakukan pemeriksaan secara dini. Diharapkan kepada masyarakat agar memeriksakan kesehatannya secara rutin, khususnya masyarakat yang berjenis kelamin laki-laki, mengingat angka kejadian kusta terbanyak yaitu yang berjenis kelamin laki-lak. Perlu ditekankan kepada penderita kusta bahwa melakukan pengobatan secara teratur merupakan salah satu tindakan untuk mempercepat penyembuhan. Untuk pasien kusta dengan tipe Multi Basiler. MB, sebaiknya lebih meningkatkan lagi perlindungan dirinya untuk mencegah terjadinya kecacatan.
Tolong like di facebook dan tinggalkan komentar
DOWNLOAD FILE
or
Download via Tinypaste
Beri donasi berupa voucer pulsa ke No : 082343360320
Terima Kasih
ARTIKEL TERKAIT:
0 komentar:
Posting Komentar